Rabu, 28 April 2010

RUANG TAKZIM MERINDU

temuilah aku
dalam jejak rekam nafasku
dalam rumah jiwa
serenada dhuha yang biru

di situ aku meletakkan rindu
seloka dalam nampan berhias indah
jika ada yang ingin engkau ucapkan padaku
tuturkanlah pelan, karena ia
terbiasa dengan ketakziman

aku menangkap pesanmu
tak perlu kecemasan engkau tahu
karena ia menetapkan untuk setia
menyingkapkan ribuan makna

jika ada yang ingin engkau ucapkan
kunjungilah aku, ciumlah
jejak nafasku…

April 2010

Minggu, 25 April 2010

KESADARAN, TATKALA IA TIBA

bagai kereta kembang tujuh rupa ia datang
demikian cerah batinku melihat senyum kekanakannya
teramat lembut, tak pernah beranjak dari usianya
seperti mendapat bayi, segera kudekap erat tamu karunia ini
ia demikian jauh menempuh perjalanan,teramat letih kelihatan
tetapi senyum membuatnya menebar kehangatan

berapa lama engkau terperangkap usia tua, aku bertanya
engkau tak lelah bertempur dengan waktu
untuk merebut kembali kemudaanmu
engkau datang dari kedalaman, jiwa yang terus mendaki
karena tahu ditakdirkan untuk menyempurna
setiap kali bayangan letih dan keriput menghantui
engkau menangis tersedu, bagai bocah yang kehilangan ayah ibu
bahkan memohon kembali agar tak lagi diberi waktu

mari, kudekap erat dirimu,
tak kan kulepaskan lagi, selamanya engkau
hadiah terindah yang diberikan padaku
selamanya engkau, teman yang menemani
menempuh huru hara dan melintasi keheningan

(air yang mengaliri ribuan sungai, dan membiarkan diri
tak berbentuk…
tidakkah itu yang membuatnya kekal…?)

April 2010

Jumat, 23 April 2010

THE PURE COMPETITION

aku menyapa bintang yang molek cahaya
tak kan sangsi ia pasti mengedipkan matanya
yang manja
lelangit malam ini demikian indah
membingkai hati madu yang semakin resah

telah sekian lama kutunggu kuncup itu mekar
untuk menumbuhkan kembali tunas paling muda
di kebun hati
aku tahu engkau senantiasa merebut kesempatanku
untuk memungut kembali serpihan luka
padahal telah berulangkali kuingatkan
tak kan kupedulikan lagi kekalahan
karena kemenangan demikian nisbi nilainya
dan aroma ciut jiwa itu segera saja meruap
o, alangkah aku bisa menghirupnya
bahkan ketika kau tutup penciumanku
dengan selembar sajadah yang tiap kali
kau bentang resah

aku setiai purnama
menunggu kening menyujud dalam hening
yang ranum
bunga-bunga itu merekah, lalu berebut
kuas untuk menandai warna-warna
kukabarkan padamu, inilah kesetiaan
membiarkan ia menjuntaikan warna sedekat
gembala di hatinya
ia memilihku
karena akulah pemintal rindu sebenarnya
memetik cahaya bintang, lalu kusematkan di keningnya…


April 2010

Minggu, 18 April 2010

MENCARI BERITA DIRIKU

(sepanjang perjalanan itu
seorang perempuan menatap beku
pada lindap bias mentari

ketika tiba senja hari
ia harus bersabar menunggu dialektika
yang membebati setiap inci langkahnya
apakah ia mesti membaca semua
kata-kata, kalimat-kalimat yang
demikian rapi tertulis
sementara yang terucap setiap rakaat
hanyalah:”Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana…?”)

o, betapa rumit membuka halaman baru
bagi pemaknaan semua catatanmu
di ruang sempit kalbuku

aku rindu rabiah menangis
dalam diriku kukenang semua
catatannya, merah hitam airmatanya

duhai, ijinkan aku sejenak menyimpan ribuan teks
untuk menyingkap sedikit saja tabir
yang menutupi urat-urat di leherku
duhai, aku baru bisa membaca :
”Alam tara kaifa fa’ala rabbuka
biashkhaabilfiil…
dan biarkanlah burung-burung berbondong itu
melempari hatiku dengan batu
agar tak rumit lagi kubaca
jutaan teks pembawa berita

April 2010
SEORANG LELAKI TANPA NAMA

seorang lelaki terengah
mendaki bukit, menaklukkan
ketinggian yang semakin menjulangi
hatinya
kegersangan menjadi bahasa terik
ketika angin meluruhkan semilirnya:
beginilah hidup, mengeluhkan :
o, betapa terperangkap kota
dalam pentas warna pelangi
tatkala tiba senja hari
o, betapa lelangit menipu
hanya meminjamkan kanvas
melukis dirimu, kapanpun engkau mau

lelaki terengah itu tengadah
di atas bukit yang cadas
alam dirangkumnya dalam
satu hirupan nafas
menjalari seluruh tubuh
memompakan energi penuh

dalam diam kemudian
ditemukannya selembar tisu
dalam kotak bekal hari itu
(“oh, bekas airmata istriku…)
surat cinta curahan kalbu :
"kedisiplinan adalah kesetiaan lembut
karena tempaan keras rindu
bukan pada hati yang membatu
lihatlah salju yang seketika mencair
tatkala mentari mulai menyinar…"

tiba-tiba ia merasa
harus menikahi istrinya

April 2010

Kamis, 15 April 2010

EPISODE TUKANG SAMPAH
:suatu pagi

onggokan itu bukanlah sisa
pengetahuanmu mengajariku
sebuah cara menjalin cinta,
menuangkan rindu
mengalirkan benci

seonggok sampah itu
sebuah kisah cinta benda
ia fenomena

April 2010
SEMBAHYANG 2

aku masih saja kehilanganmu
ketika terlalu dalam memasuki rumahmu
hingga setiap kali harus mengulang
berdiri kembali di depan pintu

aku iri
para pencuri begitu nekat dan berani
memasuki rumahmu
menyelinap ke dalam kamar rahasia
gelap dan pekat
kemudian menyalakan cahaya
satu-satunya pelita
dan enggan keluar lagi..

April 2010